Halo semuanya!
Melanjutkan postingan sebelumnya, di postingan kali ini saya mau bercerita mengenai pengalaman saya di Tokyo di hari kedua. Di hari ke-2 ini, cuaca sedikit tidak bersahabat. Seuai dengan apa yang saya lihat sehari sebelumnya di Accuweather, hujan hari ini rasanya sangat enggan untuk berhenti. Pagi itu saya tidak langsung keluar hostel untuk berjalan-jalan, saya sengaja terlebih dahulu menikmati Indomi yang saya masak di pantry hostel sambil bersantai di kamar beberapa jam dengan maksud sambil menunggu hujan reda. Tapi apalah daya, hingga pukul kurang lebih 10 pukul Tokyo, hujan masih mengguyur Ibukota Negara Jepang ini.
Saya sangat tidak suka hujan, diluar banyak aspek yang sesungguhnya terbantu dengan adanya hujan di dunia ini, hujan menurut saya mengganggu aktifitas. Tidak hanya ketika travelling, dirumahpun hujan membuat saya biasanya malas untuk sekedar melakukan aktifitas diluar.
Dengan meminjam payung bening khas Jepang yang dipunyai hostel, berat hati saya memaksa kaki saya melangkah dan melanjutkan rencana petualangan saya di Tokyo pagi hari itu.
-OMOTESANDO-
Dari Asakushabashi St, saya menuju Shinjuku St yang tidak begitu jauh. Ritme Tokyo dipagi itu lebih santai daripada biasanya, mungkin seperti saya, masyarakat Tokyo juga enggan beraktifitas ditengah hujan yang sedang mengguyur. Keluar Shinjuku St, hujan semakin besar mengguyur Tokyo, untungnya saya membawa payung yang saya pinjam dari hostel. Yang mana jika saya tidak membawa perlengkapan tempur, mungkin aktifitas saya pagi itu harus sejenak berhenti di Harajuku St sambil menunggu hujan reda.
Sambil menikmati jajanan yang saya beli di stasiun, saya masuk ke toko-toko yang terletak di seberang Harajuku St , yang mana selurusan dengan Takeshita St. Disini, saya khilaf. Jaya melakukan hal yang tidak seharusnya saya lakukan.
Eits, jangan berfikiran negatif dulu. Yang saya maksudkan, akibat keisengan saya masuk-masuk di toko-toko yang berjejer disini, saya menukarkan sekitar 6500Yen yang saya miliki dengan items yang bertuliskan SALE dan +All Item 50% OFF untuk foreigner. Mulai dari store GAP hingga H&M membuat saya semakin merasa berdosa karna telah membelanjakan uang yang tidak seharusnya. Namun sesungguhnya saya tidak menyesal dan malah cukup puas dengan apa yang saya dapatkan di Omotesando pagi itu, satu buah kaos yang saya beli 460Yen atau sekitar 50ribu, untuk item yang persis sama harganya Rp369.000 di Gap Store GI, Jakarta. Malahan, sesampainya di Tanah Air saya menyesal kenapa tidak menggesek CC untuk sekedar menambah beberapa items lagi.
Dari Omotesando, sebelum melanjutkan perjalanan saya mengisi terlebih dahulu perut yang sudah mulai memprotes dengan bunyi-bunyian khasnya. Makan siang saya hari itu adalah semangkuk Gyudon Yoshinoya, mungkin teman-teman bertanya, kenapa Yoshinoya? Kenapa gak makanan lain yang tidak ada di Indonesia? Baiklah, buat teman-teman yang penasaran kenapa dari hari pertama saya sampai jepang saya makan Yoshinoya melulu, jawabanya adalah karena murah. That's it. Harga semangkuk Gyudon Yoshinoya disini 380Yen, coba bayangkan jika saya harus makan makanan lain yang rata-rata harganya 550-700 Yen. Maklum, jiwa budget traveller.
-MEIJI SHRINES-
Sekitar pukul 14.00 waktu tokyo hujan akhirnya berhenti total, setelah makan siang sambil bawa belanjaan khilaf tadi saya jalan menuju Meiji Shrines yang lokasinya di seberang jalanan Omotesando. Kalau dari Harajuku St, keluar dan ke kanan. Nanti akan ada pintu masuk ke sebuah taman yang super luas.
Di dalam, saya hanya melihat-lihat sambil foto-foto. Tamanya sendiri magical menurut saya, entah memang begitu atau karna kabut yang tercipta setelah hujan. Untuk masuk ke main shrines di Meiji, kita harus berjalan menembus taman yang super luas tadi sampai ke tengahnya. Oh iya, tempat ini menurut info sering dijadikan lokasi pernikahan warga Tokyo. Luckily, sore itu ada sepasang penduduk lokal yang melaksanakan upacara pernikahan mereka di Meiji, sehingga saya bisa melihat bagaimana prosesi yang mereka lakukan. Di Meiji ini saya juga janjian dengan seorang teman dari Jakarta yang kebetulan juga sedang trip di Tokyo, minta ditemani shopping, katanya. Sayapun jadi beruntung karna jadi ada yang fotoin.
Masuk Meiji Shrines sendiri tidak dipungut biaya alias gratis, sehingga destinasi shrines-shrine semacam ini sangat membantu untuk menghemat budget travelling di Jepang yang memang bukan backpacker friendly.
-HARAJUKU, SHINJUKU & OMOTESANDO (lagi)-
Sekeluar saya dari Meiji pukul 16.00 waktu Tokyo, kami langsung menuju pusat keramaian di seberang Shijuku St yang kerumunan manusia bagaikan semut yang tak ada habisnya. Jalan panjang menurun yang sangat ramai ini bernama Takeshita St. Kami masuk dari satu toko ke toko lain sepanjang jalan itu, memang teman saya ini tujuan ke Jepang shopping. Typical cowok suka belanja, yang mana banyak brand lokal Jepang yang dia idolakan yang saya sendiri sebenernya gak faham. Sehingga aktifitas kami di jalanan tersebut lebih banyak saya menunggu di depan toko sambil melihat cemilan-cemilan yang dijual di sekitar sana. Aktifitas shopping teman saya itu berakhir pukul 20.30 yang mana sesungguhnyapun berakhir karna saya mengeluh kaki keram. Haha.
Sambil cari makan, kami tidak lupa foto-foto di hiruk pikuk Tokyo malam minggu itu. Daerah ini sangat ramai oleh muda - mudi Tokyo yang sekedar nongkrong atau berbelanja sambil menghabiskan Malam Minggu mereka, setiap toko-toko dan jalanan yang saya lalui sangatlah crowded.
Oh iya, disini terdapat pula Line Store yang merupakan cabang Line Store Seoul.
Untuk teman-teman pembaca yang menggemari karakter-karakter dari raksasa applikasi chat Korea Selatan tersebut, tempat ini tentunya akan menjadi surga tersendiri. Banyak pernak pernik dijual disini, mulai dari yang penting, gak penting, sampai yang eksistensinya sangat gak penting dan hanya untuk sekedar lucu-lucuan ada dijual disini. Jangan lupa untuk berfoto dengan Boneka Brown yang menyapa settiap pengunjung di pintu masuk.
Pukul 21.00 waktu Tokyo kami berpisah dan menuju hostel masing-masing. Sesungguhnya meluruskan kaki di kasur merupakan hal yang paling saya inginkan malam itu, mengingat aktivitas 'nemenin shopping' hari ini membuat saya berjalan lebih banyak daripada biasanya.